Iis Soekandar: Tamasya

Minggu, 12 Februari 2017

Tamasya

                                            Tamasya ke Kebun Bunga

                                                    oleh: Iis Soekandar 


       Ada banyak cara untuk mengisi hari libur. Bagi Anda yang sedang bertamasya ke daerah Jimbaran, Bandungan dan sekitarnya, Anda bisa pula berkunjung ke kebun bunga Setiya Aji.  

       Kebun bunga Setiya Aji khusus menanam bunga krisan. Kebun itu terbagi dalam petak-petak. Setiap petak seluas sembilan kali tiga puluh lima meter dinaungi dengan lembaran plastik. Sehingga ketika berkunjung, wisatawan seperti memasuki ruangan. Para petani menyewa dari pemilik tanah.



       Ketika berkunjung, saya tidak hanya melihat bunga-bunga krisan yang sedang bermekaran, tapi juga 

tanaman yang baru saja disemai. Tanaman yang disemai dengan menggunakan pupus itu setelah keluar akarnya ditanam di tanah. Kemudian mulai disemprot  obat anti hama ketika kuntum bunga tumbuh. Sebab kabut dan udara seringkali membawa hama sehingga bunga krisan tidak menghasilkan warna seindah aslinya. Setelah itu ditunggu hingga tiba masa panen, yaitu tanaman berusia empat bulan.
     Bunga-bunga krisan itu ditanam khusus untuk dekorasi, seperti hajatan pengantin. Sehingga tanamannya harus tinggi, kira-kira satu setengah meter. Mereka menjualnya ke pasar induk Bandungan, berkisar tiga puluh lima ribu per sepuluh batang. Pasar induk Bandungan tidak hanya memasok kebutuhan dari daerah sekitar. Tapi juga di luar Bandungan, bahkan sampai ke luar Propinsi Jawa Tengah memesan bunga krisan dari Bandungan.  
     Karena setinggi dengan manusia itulah tanaman dengan bunga warna merah, kuning, dan putih banyak dikunjungi wisatawan. Mereka senang melihat-lihat, atau bahkan selfie dengan latar belakang bunga-bunga krisan. Sambil duduk-duduk santai di atas tikar, wisatawan juga bebas bertanya seputar bunga krisan kepada petaninya.
      Setiap wisatawan yang masuk membayar tujuh ribu lima ratus rupiah, ditambah uang parkir untuk sepeda motor dua ribu rupiah atau mobil lima ribu rupiah. Tiket masuk itu sudah termasuk sewa payung, bila kebetulan hari sedang hujan dan tikar bila ingin duduk-duduk santai sambil menikmati indahnya bunga krisan. Bahkan tidak hanya itu, ketika saya berkunjung, kebetulan para petani baru saja memanen salak. Saya dan tentunya para wisatawan lain disajikan salak. Kami diperbolehkan makan salak hingga puas. Sepertinya sejengkal tanah-tanah liar di sekitar kebun tidak disia-siakan petani atau penduduk setempat. Mereka menanani tanah itu dengan tanaman salak. 
     Pengelola kebun ini masyarakat desa setempat. Para petani juga mendapatkan sebagian dari hasil penjualan tiket. 
       Selama satu jam melihat-lihat sembari bertanya banyak hal tentang bunga krisan, cukuplah menyegarkan pikiran  untuk kembali menekuni rutinitas besok.
@@@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar